Hidup dalam suatu organisasi yang masih belum begitu “besar” (secara kuantitas anggota) pastinya sedikit sulit untuk menjadi trendsetter karena dilihat dari kuantitas anggota yang belum begitu besar tentunya akan sedikit sulit untuk menciptakan bargaining position dalam suatu wilayah, sehingga akan dipandang sebelah mata oleh pihak lain karena dengan sedikitnya sumberdaya yang ada maka kemungkinannya sangat kecil terhadap perubahan suatu hal terutama yang berhubungan dengan suara. Tak jarang mereka hanya dijadikan obyek ketidak adilan dan penindasan secara hak oleh kelompok yang mendominasi suatu wilayah bahkan jika tidak ada perlawanan maka kelompok kecil tersebut akan dimatikan dengan tidak sengaja dan lambat-laun akan mati dengan sendirinya. Namun masih banyak jalan yang bisa ditempuh untuk sekedar dapat bertahan hidup dan tetap mempertahankan eksistensi kelompoknya ditengah himpitan dan injakan kelompok pemangsa.
Hal yang sering terjadi ketika ada momen tertentu semisal pemilihan umum yang membutuhkan banyak suara maka yang terjadi adalah proses transaksi kepentingan dengan kelompok lain dan membentuk aliansi untuk menghimpun kekuatan dan menciptakan bargaining position yang dapat memikat lawan untuk bergerak mendekati kita, dan saat itulah deal-deal politik dimulai hingga mencapai kata mufakat dengan imbalan posisi jabata tertentu. Namun tak jarang pula individu dalam kelompok tertentu rela untuk "melacurka diri" secara pikiran dan kemampuan yang ada untuk sekedar mendapatkan suatu posisi jabatan tertentu yang mampu meningkatkan bargaining position bagi kelompoknya sehingga dapat mempertahankan eksistensinya. Hal itulah yang selama ini sering terjadi didalam organisasi yang masih belum begitu besar dan moment semacam itu terus berulang dari waktu kewaktu, namun sepertinya hal itu nampaknya memang efektif bagi kelompok kecil untuk dapat membangun bargaining position ditengah pergulatan dengan kelompok besar demi mempertahankan eksistensi kelompoknya.
Bukan hanya itu saja cara untuk mempertahankan eksistensi kelompok, kita bisa membangun bargaining position kita dengan meningkatkan kemampuan personal maupun kelembagaan secara intelektual sehingga akan mampu melirik kelompok lain untuk meminang kita menjadi kandidat calon yang diusung untuk menyuarakan kepentingan kelompok kita, cara ini lebih elegan dibandingkan cara diatas namun semuanya kembali lagi kepada kemampuan setiap organisasi dalam mengelolah dan menjaga eksistensinya. Untuk melakukan hal-hal tersebut diatas bukanlah semudah kita berucap namun membutuhkan skill khusus agar suatu keinginan kita dapat tercapai, diantaranya teknik lobbying, komunikasi politik, retorika serta manajemen massa. Teknik lobbying mutlak kita kuasai agar kita dapat menarik dan meyakinkan kelompok lain bahwa yang kita tawarkan itu baik untuk dilakukan dan memberikan keuntungan bagi semua pihak (yang terlibat pada khususnya).
Komunikasi politik perlu kita bangun dengan tujuan kita dapat mempertahankan jalinan komunikasi dengan kelompok lain dengan deal-deal yang sudah disepakati sehingga kelompok yang bergabung dengan kita tidak lari dan tertarik dengan tawaran dari kelopok lain dan meninggalkan aliansi kita. Menjalin komunikasi politik tidak bisa kita sepelekan karena didalam politik setiap saat kondisi dapat berubah dengan begitu cepat terlebih mengenai urusan kepentingan tentu saja kelompok mana yang memberikan penawan lebih menarik akan menjadi daya tarik kelompok kecil untuk mendekat kepadanya, oleh karena itu komunikasi politik sangat perlu untuk mewujudkan keinginan kita sehingga apa yang sudah dibangun dapat tetap terjaga hingga batas waktu yang sudah disepakati.
Faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap proses lobbying dan komunikasi politik adalah kemampuan retorika yang sangat menentukan hasil dari proses lobbying dan komunikasi politik yang sudah dibangun, kemampuan retorika begitu diperlukan karena hal itu sebagai tonggak keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu. Apa jadinya jika didalam menjalin komunikasi politik dan teknik lobbying untuk mencapai deal-deal politik person yang kita delegasikan tidak dapat menguasai teknik retorika dengan baik tentu akan sulit untuk dapat mencapai apa yang diinginkan, karena person tersebut tidak dapat menyampaikan dengan baik apa yang menjadi keinginan kelompok kita yang menjadi daya tawar kepada kelompok lain atau lebih tepatnya informasi yang kita tawarkan tidak dapat tersampaikan dengan baik dan benar sehingga menimbulkan persepsi yang salah dari kelompok yang bergabung dengan aliansi kita.
Faktor yang sangat menentukan pada saat pelaksaanaan adalah manajemen massa untuk mengumpulkan massa kelompok kita sehingga suara pendukung yang sudah kita himpun tetap utuh dan tidak terpecah-pecah oleh tawaran dari kelompok lain, hal yang sering terjadi adalah ketika waktu pelaksanaan manajemen massanya kurang bagus sehingga suara yang sudah terhimpun akan terpecah-pecah dan tujuan yang sudah kita tetapkan tidak tercapai. Maka dari itu untuk dapat mempertahankan eksistensi kelompok kita 4 hal diatas perlu dikuasai dengan baik sehingga apa yang menjadi keinginan dapat tercapai dengan baik tanpa ada kendala yang begitu besar yang dapat menghambat proses pencapaian tujuan kita.
.: Sekian :.
0 Pesan:
Posting Komentar