Pada dasarnya setiap organisasi memiliki founding father atau pengurus sebelumnya, kita tidak bisa melupakan sejarah tentang hal itu tetapi kita juga tidak bisa terlalu mengikuti atau kasarannya menelan mentah-mentah apa yang menjadi bahan masukan para founding father tersebut. kita harus memiliki konsep arah dan tujuan yang jelas meski ditengah perjalanan badai akan datang menghadang, disitulah peran para founding father untuk masuk memberikan problem solfing atas permasalahan yang dihadapinya jadi bukan kita harus bergantung secara keseluruhan kepada para founding father itu.
Ketika kita menjadi pengurus pada masa ini maka kita berhak penuh menentukan kebijakan organisasi karena kita pemangku amanat jabatan pada masa ini tetapi kita tidak bisa membuat kebijakan yang bertentangan dengan hukum, norma serta budaya yang sudah terbangun didalam organisasi kita. Kita bisa membuat kegiatan yang belum pernah dilaksanakan periode sebelumnya dan inilah waktu kita mencatat sejarah perjalanan kita, disini kita dituntut untuk kreatif dalam melakukan kegiatan demi terjaganya eksistensi organisasi yang menaungi kita. Jangan terlalu bergantung kepada founding father karena kita bisa terjebak dan menjadi boneka pemuas keinginan mereka, tentunya hal itu bukanlah yang kita inginkan.
Terkadang kita tidak sadar dengan sebuah masukan atau saran dari para founding father yang menyamakan kondisi saat mereka berjuang mempertahankan eksistensi organisasinya dengan kondisi saat ini, tentunya berbeda kondisinya baik kondisi pengurus, anggota, maupun kondisi kultur mahasiswa pada umumnya. Jika mungkin kondisi mereka dahulu cocok diterapkannya sistem militansi tentu untuk saat ini belum tentu cocok diterapkan oleh karena itu kondisi kekinian harus kita ketahui dengan cara melakukan analisis swot yang akan menghasilkan informasi kepada kita agar menjadi panduan untuk menentukan sistem dan kebijakan organisasi yang akan kita pakai.
Sebenarnya hal terpenting yang harus kita sadari adalah memiliki tujuan dan langkah praktis yang jelas agar organisasi yang kita nahkodai dapat berjalan mencapai tujuan yang dicita-citakan, dan perlu disadari bersama bahwa kita berorganisasi kita hidup dan berproses dengan banyak orang jadi kita tidak bisa mementingkan diri sendiri apalagi melakukan kepentingan pribadi atas nama organisasi, kita wajib menghargai dan menempatkan mereka pada tempat yang layak, sadar diri, sadar tempat, dan sadar waktu adalah kunci utama keberhasilan kita bernaung didalam organisasi. Semoga semua cepat sadar dan bangkit untuk berkarya bersama.
Baca juga artikel terkait : organisasi-sebagai-media-menempa-diri dan pantaskah-kita-disebut-mahasiswa
Baca juga artikel terkait : organisasi-sebagai-media-menempa-diri dan pantaskah-kita-disebut-mahasiswa
0 Pesan:
Posting Komentar