Senja di tanah lapang aku melihatmu
Tersenyum dengan lesung pipi yang menghiasi wajahmu
Kau menatapku seakan bertanya bagaimana kabarku
Aku terseret dalam lamunan bayangan indah wajahmu
Dan tak sempat ku ucapkan bagaimana kabarku
Masih tertancap kuat dalam saraf otakku
Ketika kau tunjukkan ruang kosong dihatimu
Yang menggodaku untuk mecoretkan namaku
Menyatukan perasaan kosong dihatimu dan hatiku
Namun ternyata ku salah mengartikan maksudmu itu
Mungkin hati kecilmu menertawakanku sejadi-jadinya ketika itu
Karena perangkapmu berhasil menipu separuh jiwaku
Kau gantung, kau tikam dan kau hempaskan rasa dihatiku
Menampar dan menyadarkanku bahwa ku terjerat perdaya wajahmu
Ternyata memang ku salah menilai makna senyum manis wajahmu
Kini kubiarkan separuh jiwaku bebas berkelana tanpa arah
Hinggap pada setiap jiwa yang terdampar tanpa arah
Mungkin memang dia tak pantas mengisi ruang kosong hatiku
Namun ada hati lain yang mungkin kini telah menantiku
Aku pasrahkan sepenuhnya pada ketetapan yang telah dicoretkan padaku
Kini hatiku sekarat dalam lebur lara
Kian kemari tanpa tau arah
Terdampar dan terabaikan tak bermakna
Hingga akhir bersemayam dalam dimensi fatamorgana
Malang, Februari 2012
0 Pesan:
Posting Komentar