Selasa, 21 Februari 2012

Empat Tipe Mahasiswa Berdasarkan Kemampuan Dalam Dirinya

Dilihat dari kondisi sosial dan kultural Mahasiswa berdasarkan kebiasaan dan kepribadiannya dalam aktivitas sehari-hari dapat kita kelompokkan menjadi empat tipe yaitu Mahasiswa yang tidak sadar akan ketidakmampuannya (Unconsciously Incompetent), Mahasiswa yang sadar akan ketidakmampuannya (Consciously Incompetent), Mahasiswa yang sadar akan kemampuannya (Consciously Competence), dan Mahasiswa yang tidak sadar akan kemampuannya (Unconsciously Competence). Ada banyak hal yang mempengaruhi kebiasaan yang dilakukan oleh Mahasiswa diantaranya yang paling besar pengaruhnya adalah teman, lingkungan sekitar dan kepribadiannya sendiri, dari beberapa hal tersebut dapat membentuk kebiasaan mahasiswa yang menjadi karakter dan identitas bagi dirinya. Ada pepatah yang menyatakan bahwa "kita membuat kebiasaan dan kebiasaan yang akan membentuk kepribadian kita" dari pepatah tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa karakter seseorang sedikit banyak disebabkan karena kebiasaan yang dilakukannya, dari karakter tersebut kita dapat menentukan seseorang termasuk dalam tipe mana berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

1. Mahasiswa Yang Tidak Sadar Akan Ketidakmampuannya (Unconsciously Incompetent)
Mudah sekali kita mencari seorang Mahasiswa yang tidak sadar akan ketidakmampuannya, hal ini dapat kita lihat dari bagaimana upaya yang dilakukan ketika menghadapi mata kuliah yang kurang diminatinya. Kebanyakan mereka tidak mau ambil pusing dengan ketidakmampuannya dalam memahami mata kuliah yang sedang ditempuhnya sehingga mereka lebih memilih mengikutinya dengan sekedar hadir dalam jam perkuliahan dan dengan sedikit keterpaksaan untuk mendengarkan apa yang disampaikan dalam kelas sehingga apa yang sudah dijelaskan seketika itu dapat dimengerti dan ketika jam sudah berakhir dan berganti dengan mata kuliah yang lain maka apa yang telah dipelajarinya akan terlupakan sedikit demi sedikit seiring dengan berselangnya waktu dan akan benar-benar terlupakan ketika dia tidak mempelajarinya kembali seusai jam perkuliahan berakhir. Hal tersebut dapat kita gunakan sebagai indikator bahwa seseorang tersebut termasuk dalam tipe Mahasiswa yang tidak sadar akan ketidakmampuannya (Unconsciously Incompetent) karena dia tidak sadar dengan apa yang seharusnya dilakukan ketika dia tidak mengerti dengan apa yang sedang dihadapinya.

2. Mahasiswa Yang Sadar Akan Ketidakmampuannya (Consciously Incompetent)
Lain halnya dengan Mahasiswa yang tidak sadar akan ketidakmampuannya, pada tipe ini seseorang yang memiliki permasalahan dengan salah satu mata kuliah yang kurang diminatinya maka dia akan berusaha dengan keras agar apa yang menjadi permasalahannya. Dalam hal ini mata kuliah tertentu yang kurang diminati dan dianggap tidak mampu untuk mengikutinya maka dia akan belajar dengan lebih keras lagi dengan membeli buku referensi juga berdiskusi dan bertanya kepada teman yang mengerti bahkan bertanya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan tentang kesulitan yang dihadapinya. Dengan usaha yang keras semacam ini serta dukungan semangat yang terus terjaga maka tidak heran jika dalam waktu yang relatif singkat dia akan menjadi paham dan mengerti tentang sesuatu yang pada mulanya dia tidak mengerti. Mahasiswa yang sadar akan ketidakmampuannya selalu berfikir bahwa ketidakmampuannya adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi dan menjadi pendorong semangat untuk bangkit dan terus berusaha keras agar menjadi lebih baik dan hal itulah yang membuat seseorang menjadi lebih kreatif dan pantang menyerah terhadap hal-hal yang sedang dihadapinya.

3. Mahasiswa Yang Sadar Akan Kemampuannya (Consciously Competence)
Sering kita jumpai Mahasiswa yang sadar akan kemampuan yang dimilikinya semisal ketika dalam sebuah organisasi, seseorang dengan tipe yang seperti ini biasanya sering muncul dalam setiap kegiatan-kegiatan diskusi dengan menjadi fasilitator dalam diskusi tersebut, dengan cara seperti ini tak heran jika kemampuan yang dimilikinya akan terus bertambah karena seringnya berdiskusi dapat menambah wawasan pengetahuannya sehingga hal-hal yang pada awalnya tidak diketahuinya menjadi diketahui setelah berdiskusi tersebut. Seseorang yang sadar akan kemampuan yang dimilikinya akan terus mengasah kemampuannya dengan cara-cara yang dianggap mampu untuk menyalurkannya dalam kegiatan yang positif, semisal tadi seseorang yang suka berdiskusi maka dia akan aktif dan menjadi fasilitator dalam kegiatan diskusi, seseorang yang mempunyai kemampuan dalam bidang teknologi bisa menjadi teknisi atau menjadi pembicara dalam seminar teknologi, seseorang yang suka dengan penelitian akan aktif dalam melakukan penelitian dan mengajukannya kepada institusi terkait untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.

4. Mahasiswa Yang Tidak Sadar Akan Kemampuannya (Unconsciously Competence)
Mahasiswa Yang Tidak Sadar Akan Kemampuannya biasanya cenderung lebih pasif dan berdiam diri sehingga kemampuan yang dimilikinya hanya sebatas apa yang telah diketahuinya dan sulit untuk berkembang karena pengetahuannya tidak tersalurkan dan mendapat umpan balik yang dapat memacunya untuk lebih baik. Bukan hanya itu saja terkadang Mahasiswa yang tidak sadar akan kemampuannya menggunakan kemampuannya untuk berbuat sesuatu yang negatif semisal seseorang yang mengerti tentang keuangan dan cela-cela laporan keuangan maka dia menggunakan kemampuannya untuk mengambil keuntungan untuk dirinya sendiri yang merugikan orang lain, seseorang yang mengerti tentang kelemahan suatu jaringan maka dia menggunakan kemampuannya untuk mengambil keuntungan dari kelemahan jaringan tersebut dan merugikan pihak pengelola jaringan. Hal itulah yang akan terjadi jika seseorang tidak sadar akan kemampuan yang dimilikinya yang semestinya digunakan untuk hal-hal positif karena tidak sadar sehingga dia menggunakannya untuk hal negatif yang dapat merugikan orang lain.

Bagaimanapun juga mahasiswa sebaiknya di arahkan untuk menjadi jenis ke-3 yaitu Mahasiswa yang sadar akan kemampuannya dan menggunakan kemampuannya untuk hal-hal positif, kalaupun ada mahasiswa yang dengan skillnya terjebak tindakan negatif, orang tua ataupun dosen juga harus bijak mensikapinya karena bagaimanapun juga ini semua adalah proses belajar, proses pematangan dan pencarian jati diri seorang Mahasiswa tersebut. Dari keempat hal diatas diformulasikan menjadi sebuah teori yang terkenal dengan nama teori Experiential Learning, lalu anda termasuk tipe yang mana? Silahkan dijawab sendiri dan cari sendiri bagaimana cara menyikapinya yang sesuai dan terbaik menurut anda.

0 Pesan:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►
 
Bukan KPK Bukan KPK Bukan KPK Bukan KPK Arek IT

Copyright © 2012. Coretan Sunthree - All Rights Reserved, Monitored By Blog Copy B-Seo Versi 3 by Bamz